Gratis Iklan


Terbaik Kedua

on 23 Juni 2005

Bahagia dan bangga rasanya memiliki suami yang berprestasi baik dalam pekerjan maupun hal berumahtangga. Sikapnya yang low profile, sosial, dan banyak membaca ini ternyata selalu memiliki kejutan yang tidak dinyana. Ini hanya sebuah ungkapan dari seorang istri yang bangga pada suaminya.

Selamat bekerja suamiku dan selalu berprestasi...

Best Technician II
2004-2005
PT. Cipta Multi Usaha Perkasa
NOKIA BIMASAKTI

Berlanjut besok ya.... ceritanya.....
Baca Selengkapnya →Terbaik Kedua

Berkunjung ke Yogya

on 22 Juni 2005

Seminggu yang lalu merupakan minggu ceria bagi kami, saking cerianya kami mengubah desain blog seperti situs pribadi di PUTUTIK.COM maupun PUTUTIK.ORG. Setelah sekian lama aku menunggu ananda untuk bisa bermain ke yogyakarta akhirnya kesampaian juga. Hal ini tidak kusia-siakan meskipun terbentur jam kerja perusahaan yang amat sangat padat.
Tanggal 16-06-2005 mama, arya, ibunda dan shinta tiba di Pingit sekitar 15.45 wib, aku terlambat menjemput mereka karena memang kantor sedang sibuk. Dengan perasaan kecewa aku tancap gas sesegera mungkin, maklum ini pertama kalinya mereka berkunjung ke tempat tinggalku yang baru. Tiba di rumah arya terbangun dari tidurnya yang lelap dengan senyum khas aku menyambut kedua tangannya atas harap gendong. Beberapa saat dalam pangkuannku arya berbicara layaknya seorang anak yang sudah bisa berbicara fasih, dengan penuh kasih aku menanggapi semua perkataan dan semua tertawa karena memang lucu.
Setelah puas denganku arya minta berkeliling rumah dari lantai dua ke lantai satu, melihat genting dan dinding kuning yang menghiasi hampir seluruh ruangan rumah. Gembiranya arya melihat rumput halaman dari atas, sambil memaksa nenek untuk menyertai jalan tatih cucunya.


Malam hari tiba kami menuju Malioboro dengan menggunakan dua becak, maklum tempatnya hanya sekitar dua kilometer dari rumah. Semua begitu gembira melihat kerumunan wisatawan domestik maupun manca berkumpul di bilangan jalan malioboro. Sebenarnya tak kalah menarik juga sebelum tiba di malioboro ada jalan bernama jl. p. mangkubumi, disepanjang jalan tersebut berbagai barang dagangan di gelar untuk menarik perhatian pembeli. Namun perbedaannya di mangkubumi kebanyakan berupa barang bekas pakai atau mungkin juga curian.
Kembali ke malioboro, kami hanya berkeliling kesana - kemari mencari target untuk esok hari. Setelah capai berjalan, kami makan di MC. Donald sekalian mengajak bunda merasakan masakan aneh bangsa seberang itu. Bunda memang lugu, semula beliau enggan diajak masuk namun karena arya minta masuk akhirnya bunda mengalah demi sang cucu. Ketika makan beliau menanti kami menyantap sajian yang ada, mungkin takut salah makan hi...hi...hi...
17-06-2005 semua bangun pagi, hanya arya yang telat bangun karena semalam cuaca begitu panas dan ia sering terbangun. Habis mandi kami hanya bercengkrama dirumah karena ibunda berangkat ke semarang pukul 12.00 wib. Namun kami tidak jenuh karena si kecil membuat banyak hal menggelikan, sejak lahir arya tidak suka dengan botol susu dia lebih suka exlusive, di sendokin atau menggunakan gelas langsung. Namun sekarang beda ketika melihat kami minum menggunakan botol aqua ia memaksa merebut dan ingin minum coba deh lihat....

Wah bahaya nanti sela mama, dituangkan air dalam gelas alhasil arya menangis karena tidak mendapat apa yang diinginkaannya. Alhamdulillah anak ini tidak terlalu lama menangis ketika gelas digoyang aryapun datang meneguknya... ehm... segar....

Tiba waktunya mengantarkan ibunda ke terminal jombor, ah... memang cucu pertama adalah segalanya. Lihat gaya mereka saat melihat komputer, kompak yah... dan satu arah satu tujuan mata...

18-06-2005 Pagi hari arya olahraga dengan gayanya mencoba berangkang tapi bukannya maju malah mundur ke belakang. Dan bagaikan foto model yang fotogenik ia selalu minta berpose sendirian, eh terakhir muka jelek bersama mbakyu shinta... lagi-lagi mbakyu shinta...



Sore harinya sekitar pukul 15.00 wib mama, arya dan shinta beranjak ke kantor menjemput aku kembali ke malioboro. Oya, rasanya tidak komplit datang kesana tanpa berpose di stasiun kereta api tugu yang asyiknya lagi sedang ada kereta lewat.

Disamping sana ada gedung jaman belanda yang dulunya sebagai sirine saat ada musuh datang atau benteng mata-mata team kraton. Sekarang berubah menjadi kedaung tabletop, gedung bersejarah itu berubah menjadi hypermarket untuk produk mereka.

Kali ini kami belanja begitu banyak pernik jajanan malioboro, souvenir, batik, dagadu maupun sendal. Arya tidak ketinggalan dia mintadibelikan bola kecil dua buah yang sebenarnya sejenis gantungan kunci ringan dari karet busa. Saking banyaknya belanjaan tersebut esok harinya kerepotan juga di bawa ke semarang... beraatttt.... dan capek tentunya.

Oh ya sempat pusing nih ngedit desain layout blog yang ini, tapi semoga gak salah atau ada error dalam artian masih dalam tahap uji coba.
Baca Selengkapnya →Berkunjung ke Yogya

Marina bersama Arya

on 14 Juni 2005

Bukan suatu yang istimewa atau khusus jika kami berekreasi ke pantai marina, terletak dipinggiran kota semarang yang merupakan obyek wisata domestik bagi warga semarang dan sekitarnya. Kami sendiri sudah dua kali kesana, namun ini kali pertama bagi buah hati kami arya.
Si kecil ini tentu ingin juga merasakan dinginnya air pantai di pagi hari, harap kami pun ia menjadi tidak takut dengan air dingin seperti selama ini. Coba lihat waktu kita tiba sejenak di tempat parkir, sejenak ia memandang lingkungan sekitar. Tertegun mungkin... terheran juga... diamana aku.... mau apa aku.... dan kok dingin ya....

Beberapa langkah kemudian kami menuju lokasi disekitar pantai mencari tempat yang enak dan sewa tiker untuk alas senilai Rp. 2000,- plus ninggal KTP (kalo hilang gimana ya). Lokasi yang kami pilih adalah tepat dipinggir pantai sehingga letupan ombak kecil dapat terlihat dengan jelas. Nah ini waktu bagi arya untuk merasakan keindahan alam, lihat saja pandangan aneh pada gelombang air yang kotor itu. Ia pun ngambek gak mau menyentuh air, dengan sedikit rayuan gombal sang ayah akhirnya arya di gendong berjalan di pantai nan dangkal itu.

Setiap kakinya di sentuhkan ke air dengan sigap aryapun menaikkan kaki, yah.... takut gumamku. Jurus kedua adalah menyentuhkan tangan ke dasar air dan memancing pandangannya pada anak-anak kecil di sekitarnya yang sedang bermain. Hasilnya, arya mulai merespon gelombang air dan kecipuk-kecipuk kedua tangan mungil itu bermain cipratan air. Senangnya hati kami, semua menyeru pada arya supaya tersenyum dan hampir setiap mukanya terkena cipratan air ia tertawa lebar. Tapi kasihan mama nunggu di pinggir pantai sendirian... sabar ya ma...



Tenang mama ada temenya kok mbakyu shinta, nih lihat mukanya ketika gak mau di photo.... Gak usah malu ya... arya aja gak takut h..he..he...

Setelah beberapa putaran terlihat tangan dan kaki arya membiru, wah kedinginan nih ananda. Sekarang waktunya mentas, wait i need it more... gitu kata arya. Repot nih, dia pengen lagi sedangkan terlihat tubuhnya mulai menggigil kedinginan. Alhasil iapun menangis sekencang-kencangnya, nah gak habis akal kami mencari pancuran air untuk mandi dan ia kembali senang bermain air yang lebih bersih meski kedinginan. Selesai mandi ternyata arya masih ingin main air, ia melihat oom anton bersama bapak ibunya masih mencebur di air. Wajah sedihnya membuatku tambah gemes ingin menciumnya.



Habis mandi arya harus makan bubur bayi nestle ikan kod kegemarannya, bukannya lahap malah menangis sejadi-jadinya karena ingin ikut bermain air lagi. Hanya beberapa sendok saja sudah membuatnya kelelahan menangis, ingat pesan nabi jangan membiarkan anak kita menangis akhirnya kami taruh arya di tikar supaya bermain pasir atau botol susu musuhnya. Lihat kami memintanya tersenyum, anak nan murah senyum ini hanya mesem kecut .... he..he... marah nih.


Ya sudah sekarang waktunya pulang dan istirahat supaya arya tidak lelah, sebelum pulang kami potret seorang bapak yang menjaring ikan. Kasihan beberapa kali ia menebar jaring hanya mendapatkan ikan kecil-kecil dan ia melepaskan kembali ikan tersebut.


Dalam perjalanan kami bertemu dengan agung, sahabat dekat keluarga kami. Ternyata ia ingin mengunjungi dedi dan berkunjung ke rumah kami sekalian nanti bareng ke sana. Sesampai dirumah arya tertidur pulas dan kami bercengkrama beberapa sesi. Jam 1.10 siang kami berangkat bersama ketempat dedi nengok anaknya yang baru lahir, putih dan berhidung mancung, cantik ya. Arya hanya tersenyum-senyum, mungkin bahasa anak-anak yang tidak kita mengerti. Sikecil tertidur, meski kami berbincang lumayan keras dia tetap acuh dalam tidurnya. Lha udah malem aku harus segera tertidur...
Baca Selengkapnya →Marina bersama Arya

Kembali Ceria

on 2 Juni 2005

Pagi yang cerah, kicauan burung didepan kamar bersahutan memanggilku dan memaksaku untuk segera bangun. Aku harus keluar untuk menghirup udara bersih dari balik kamarku yang pengap, ternyata aku tetap tidak beranjak dari tidur. Aku masih memikirkan kejadian beberapa hari ini, merasakan kepedihan anakku menahan sakitnya.
Masih teringat betapa tubuh mungil itu begitu lemas dan tanpa daya menangis manja... membangunkan kami setiap 20 menit sekali bahkan lebih cepat dari itu. Banyak aktifitas yang tertunda dan banyak kejadian dunia luar yang segera kami tinggalkan untuk memberikan benih-benih kasih sayang pada buah hati tercinta ini. Kenyataan yang mungkin belum bisa ia terima atau belum bisa dia ungkapkan secara gamblang, kamipun berpura-pura mengerti apa yang ia katakan. Namun ia menjerit, menjerit mungkin mengatakan kalau kami tidak perhatian dan setiap jerit kesakitan tersebut dibarengi dengan menarik rambut kepala atau mencakar mukaku.
Kuserahkan mukaku untuk tangan lembut nan lemah itu, kuteteskan butiran kasih sayang tak terbatas ini agar jika ia mengerti bahwa kami merawatnya lebih daripada kami merawat diri kami sendiri. 26-27-28-29 Mei 2005, emapat hari yang mungkin baginya adalah hari yang menyiksa. Ia muntah tanpa sebab, sering buang air besar yang encer dan kedinginan yang tak terkira. Si mungil yang biasa ceria ini semakin kurus dan tidak menerima siapapun yang ingin menghibur gundah hatinya, hanya papa...hanya mama. Sebenarnya jika ia mengerti kami berdua akan memberikan satu petuah berharga padanya bahwa "Nak, diare ini bukanlah suatu siksaan, penyakit itu suatu anugerah yang hanya Alloh tahu maksudnya dan hamba bertakwa akan lebih beriman padaNYA". Dan kamu lihat nak betapa ini merupakan anugerah bagi mama, akhirnya ia menjadi lebih sayang sama arya khan dan lebih perhatian sama papa. Inilah hikmahnya nak, lebih sayang ke arya karena takut kehilangan arya dan menjadi perhatian sama papa betapa tak kenal lelah melakukan perjalanan yogya semarang dan merawat arya kecil yang sedang sakit dari datang sampai esok harinya.
Alhamdulillah dan selau bersyukurlah hanya pada Alloh nak, karena engkau sudah sembuh dan engkau membuat dunia kami lebih cerah lagi daripada sinar matahari pagi yang malas bersinar. Senyuman dan tawa manja itu bersarang dari wajahmu yang masih suci, begitu menyejukkan dan begitu membahagiakan.
Ya Alloh Engkau yang memegang jiwa-jiwa nan lemah ini, hidupkanlah kami dalam dunia yang bergelimang ibadah dan sujud syukur, serta matikanlah kami dalam keadaan khusnul khotimah. Mampu membawa iman islam dari keluarga ini untuk menghadap dengan timbangan kebaikan lebih besar agar kami tidak merugi di akhir jaman nanti. Sehat selalu anakku Aryaputra Widyatamaka dan jalanilah hidup ini lebih baik dari kami orang tuamu.
Baca Selengkapnya →Kembali Ceria