Gratis Iklan


Kembali Ceria

on 2 Juni 2005

Pagi yang cerah, kicauan burung didepan kamar bersahutan memanggilku dan memaksaku untuk segera bangun. Aku harus keluar untuk menghirup udara bersih dari balik kamarku yang pengap, ternyata aku tetap tidak beranjak dari tidur. Aku masih memikirkan kejadian beberapa hari ini, merasakan kepedihan anakku menahan sakitnya.
Masih teringat betapa tubuh mungil itu begitu lemas dan tanpa daya menangis manja... membangunkan kami setiap 20 menit sekali bahkan lebih cepat dari itu. Banyak aktifitas yang tertunda dan banyak kejadian dunia luar yang segera kami tinggalkan untuk memberikan benih-benih kasih sayang pada buah hati tercinta ini. Kenyataan yang mungkin belum bisa ia terima atau belum bisa dia ungkapkan secara gamblang, kamipun berpura-pura mengerti apa yang ia katakan. Namun ia menjerit, menjerit mungkin mengatakan kalau kami tidak perhatian dan setiap jerit kesakitan tersebut dibarengi dengan menarik rambut kepala atau mencakar mukaku.
Kuserahkan mukaku untuk tangan lembut nan lemah itu, kuteteskan butiran kasih sayang tak terbatas ini agar jika ia mengerti bahwa kami merawatnya lebih daripada kami merawat diri kami sendiri. 26-27-28-29 Mei 2005, emapat hari yang mungkin baginya adalah hari yang menyiksa. Ia muntah tanpa sebab, sering buang air besar yang encer dan kedinginan yang tak terkira. Si mungil yang biasa ceria ini semakin kurus dan tidak menerima siapapun yang ingin menghibur gundah hatinya, hanya papa...hanya mama. Sebenarnya jika ia mengerti kami berdua akan memberikan satu petuah berharga padanya bahwa "Nak, diare ini bukanlah suatu siksaan, penyakit itu suatu anugerah yang hanya Alloh tahu maksudnya dan hamba bertakwa akan lebih beriman padaNYA". Dan kamu lihat nak betapa ini merupakan anugerah bagi mama, akhirnya ia menjadi lebih sayang sama arya khan dan lebih perhatian sama papa. Inilah hikmahnya nak, lebih sayang ke arya karena takut kehilangan arya dan menjadi perhatian sama papa betapa tak kenal lelah melakukan perjalanan yogya semarang dan merawat arya kecil yang sedang sakit dari datang sampai esok harinya.
Alhamdulillah dan selau bersyukurlah hanya pada Alloh nak, karena engkau sudah sembuh dan engkau membuat dunia kami lebih cerah lagi daripada sinar matahari pagi yang malas bersinar. Senyuman dan tawa manja itu bersarang dari wajahmu yang masih suci, begitu menyejukkan dan begitu membahagiakan.
Ya Alloh Engkau yang memegang jiwa-jiwa nan lemah ini, hidupkanlah kami dalam dunia yang bergelimang ibadah dan sujud syukur, serta matikanlah kami dalam keadaan khusnul khotimah. Mampu membawa iman islam dari keluarga ini untuk menghadap dengan timbangan kebaikan lebih besar agar kami tidak merugi di akhir jaman nanti. Sehat selalu anakku Aryaputra Widyatamaka dan jalanilah hidup ini lebih baik dari kami orang tuamu.

0 komentar: