Gratis Iklan


Hallo Dunia

on 2 Maret 2005

Bumi merinci kami dalam menjalani onggok kehidupan, kadang ia melukiskannya dengan untaian ranumnya bebuahan tapi terkadang ia cipratkan dahaga pada setiap insan. Hidup dan menghidupi selang-seling menyusuri titik langkah kita, kadang kita selalu bertanya "mengapa begini - begitu", bingung menhadapi kenytaan bahkan tidak mau menerima kenyataan. Aku sendiri sedih jika mengingat kelamnya kehidupan duniaku masa lalu, terjun dalam kehidupan musisi yang salah kaprah dan selalu merasa ingin menang sendiri.
Dengan tekad bulat aku lepaskan mereka, hinggap di satu jantung kota di jawa tengah yaitu semarang, dengan modal keberanian dan sedikit ilmu merubah segala tingkah laku dan pergaulan. Hasilnya Politeknik Negeri Semarang membentuk jiwa ini menjadi lebih sederhana dengan lingkup organisasi ROHIS, HME dan rumpun kelas ECC98 yang begitu berharga.
ROHIS (Rohaniawan Islam) membentuk aku yang dulu tidak tertata menjadi lebih mengerti arti hidup dan tujuan hidup yaitu kematian itu sendiri. Sayangnya saat itu aku masih terbawa suasana kotor, beberapa rekan yang membimbingku kelelahan karena sikap yang arogan. Alhamdulillah dengan ijin Alloh aku menimba ilmu agama dengan caraku sendiri dan semangat bertobat lebih tinggi dari sebelumnya terasa ada bimbingan Illahi hingga semua terasa sangat mudah.
HME (Himpunan Mahasiswa Elektro) Akhirnya disini aku menemukan tempat penyemangat, karena aku adalah orang yang sangat statis. Yang ada dalam pikiranku waktu itu hanyalah lakukan yang aku lakukan bukan memikirkan apa yang ku bia untuk masa depan. Dengan mereka semua menjadi terbuka dan selalu ada sesuatu yang baru bagiku, meski terkadang ada beberapa pihak merasa tidak menyukai tindakanku. Perbedaan adalah anugerah....
ECC98 Kami berangkat dari unit yang sama yaitu kegagalan UMPTN dan Masuk Pagi :) namun kami membuktikan sebagai kelas loyal dan terbaik saat itu, di situs eccpolines sebagai bukti kami tetap bersama. Ujian akhirpun kelas kami bekerja sama dalam berbagai bidang dan kemampuan. Saudara kami adalah disini....

Ah... nasib akupun berpikir menikah kali ini, aku pergi ke kota Jakarta untuk mencari bekal hidup berumah tangga. Berkali-kali aku didera cobaan disana, dari masalah banjir, konflik keluarga kakakku, persediaan uang yang menipis dan test kerja yang selalu berakhir pada wawancara bahasa inggris.
Alhamdulillah ada perusahaan yang menerimaku bekerja, dengan rating nilai test 95% aku diterima dan tidak pake bahasa inggris karena standar kerjaku memenuhi syarat. Hingga saat ini pun aku masih bekerja bersama mereka. Terucap terimakasihku untuk perusahaan ini buat Pak handojo, Bapak Achmad Mahendra, Bapak Hermes Thamrin, Bapak Adi Budiman dan Bapak Hakim (KO nih). Semua berjalan seiring dengan waktu, aku mengasah kemampuan hingga akhirnya ditugaskan ke Yogyakarta. Ini waktu yang tepat pikirku....
Sebelumnya aku mampir ke Semarang datang kerumah gadis yang dulu kulamar, kutepati untuk minta restu kedua orang tua. Berbekal doa ayah ibu di solo aku bertandang ke mereka yang di semarang. Hasilnya aku diterima tanpa syarat, dengan malu-malu sang gadis mengiyakan. Ah..... puas rasanya, orang yang dulu kubenci sekarang adalah orang amat kucinta. Kami menikah dengan tulus untuk ibadah dan setahun menikah kami di karunia putera, Kami selalu bersyukur kepada Alloh banyak sekali kemudahan yang kami dapat setelah menikah.

Usia kami saat menikah adalah usia produktif lagi sangat muda, banyak yang meragukan akan pernikahan ini. Alloh SWT yang menentukan jalan hidup ini, cara kami berjalan adalah bagaimana Rasululloh SAW beribadah. Langkah kaki ini adalah penyelaras jiwa keturunan kami, ijinkan dan doakan kami menjadi keluarga sakinah ma waddah wa rahmah agar semua terasa lebih indah dari hidup hingga mati hingga kiamat menjemput kita. Cerita ini tak khan habis begitu saja....



PututM

0 komentar: